Harimau: Sang Predator Lapis Baja, Penjaga Kedaulatan Bangsa

Tank Harimau TNI/Net
Tank Harimau TNI/Net

Di medan pertempuran modern, tank masih menjadi simbol kekuatan dan dominasi. Indonesia, sebagai negara dengan komitmen tinggi terhadap pertahanan, tak mau ketinggalan dalam memperkuat armadanya. Lahirlah Tank Harimau, hasil kolaborasi strategis antara PT Pindad (Persero) dan FNSS Turki, yang siap menjadi garda terdepan pertahanan NKRI.


Tank Harimau, dikenal juga sebagai Kaplan MT di Turki, merupakan tank medium canggih dengan bobot sekitar 30-35 ton. Dirancang khusus untuk operasi di wilayah tropis seperti hutan Indonesia, Harimau gesit dan lincah, siap menerkam musuh dalam berbagai medan.

Kemampuan Harimau tak perlu diragukan lagi. Dilengkapi dengan meriam Cockerill 105mm berlaras panjang, tank ini mampu menembakkan berbagai jenis amunisi dengan presisi tinggi, melumpuhkan target dengan daya gempur dahsyat. Tak hanya itu, senapan mesin coaxial 7,62mm memberikan perlindungan ekstra terhadap ancaman jarak dekat.

Di balik performa ganasnya, Harimau dibekali mesin bertenaga 711 hp, menghasilkan rasio tenaga terhadap berat 22,2 hp/ton. Kecepatan maksimumnya mencapai 78 km/jam dengan jarak jelajah 450 km, memungkinkan Harimau bermanuver cepat dan tangguh di medan perang.

Sistem canggih turut melengkapi Harimau, seperti sistem pengendalian tembakan elektronik dan sistem stabilisasi meriam, memastikan akurasi tembakan optimal bahkan saat bergerak. Perlindungan balistik dan anti-ranjau terdepan pun disematkan, menjaga keselamatan awak dan ketahanan tank di medan tempur.

Saat ini, Tank Harimau telah memperkuat barisan tempur TNI Angkatan Darat. Yonif 13/Kostrad di Kalimantan Timur menjadi kesatuan pertama yang berkesempatan menggunakan tank tangguh ini. Kehadiran Harimau menandakan kemandirian Indonesia dalam pengembangan teknologi alutsista, sekaligus menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam menjaga kedaulatan bangsa.

TNI Angkatan Darat menunjukkan keseriusannya dalam menjadikan Tank Harimau sebagai tulang punggung kekuatan lapis baja. Pada tahun 2021, Kemhan telah menandatangani kontrak dengan Pindad untuk pengadaan 100 unit Tank Harimau.

Angka ini diprediksi akan terus bertambah seiring dengan kebutuhan pertahanan Indonesia. Komandan Pusat Kesenjataan Kavaleri (Puskav) Letjen TNI Mochamad Ariyanto menyatakan bahwa TNI AD berencana menambah 400 unit Tank Harimau dalam beberapa tahun ke depan.

Langkah ini sejalan dengan visi misi Kemhan untuk mewujudkan kekuatan pertahanan yang mandiri, modern, dan profesional.

Pengembangan Tank Harimau tak berhenti di situ. Pindad, sebagai produsen utama, terus berinovasi untuk meningkatkan kemampuan tempur Harimau. Beberapa rencana pengembangan yang diusung antara lain: 

Integrasi sistem elektro-optik canggih: Memungkinkan Harimau beroperasi dengan lebih efektif dalam kondisi minim cahaya atau asap.

Peningkatan daya tahan balistik: Memberikan perlindungan lebih baik terhadap berbagai jenis amunisi dan roket anti-tank.

Penambahan amunisi berdaya ledak tinggi: Meningkatkan efektivitas tembakan terhadap target yang kokoh.

Pengembangan varian baru: Seperti tank komando, tank ranjau, dan tank penjembatan, untuk memperluas kemampuan operasional Harimau di medan perang.