Di Bengkulu Utara Dicurigai Ada Jenis Rafflesia Baru

Rafflesia sp menjadi salah satu alasan para pelancong datang ke Provinsi Bengkulu, selain dari peninggalan sejarah seperti Fort Marlborough, Rumah Pengasingan Bung Karno dan wisata alamnya.


Rafflesia sp menjadi salah satu alasan para pelancong datang ke Provinsi Bengkulu, selain dari peninggalan sejarah seperti Fort Marlborough, Rumah Pengasingan Bung Karno dan wisata alamnya.

Untuk pengembangan ilmu pendidikan, musim penghujan atau sekitar bulan September-Desember puspa raksasa ini rutin mekar dan menjadi nilai berharga bagi para peneliti untuk berkunjung ke daerah habitatnya, seperti terdapat di kawasan hutan Kabupaten Bengkulu Tengah, Kaur, Bengkulu Utara dan Kepahiang.

Di Kabupaten Bengkulu Utara, Hutan Lindung Boven Lais, Kelurahan Kemumu, Kecamatan Arma Jaya, menjadi habitat bagi padma langka jenis Raffleisa gadutensis yang berukuran lebih kecil dari Rafflesia arnoldi.

Informasinya, Kabupaten Bengkulu Utara, dicurigai memiliki Rafflesia sp jenis baru oleh para peneliti, selain dari empat jenis rafflesia yang sudah terindentifikasi yaitu Rafflesia bengkuluensis, Rafflesia arnoldii, Rafflesia gadutensis dan Rafflesia hasselti. Meski hingga saat ini belum ada hasil penelitian menguatkan dugaan tersebut.

Koordinator Lapangan Komunitas Peduli Puspa Langka (KPPL), Septi Andriki, kepada RMOL Bengkulu, Minggu (12/11/2017) tak menapik informasi tersebut, ia membeberkan pengunjung ke Taman Wisata Alam (TWA) tidak hanya menikmati panorama Air Terjun Palak Siring atau pun sekedar berfoto di samping bunga Rafflesia gadutensis, namun juga melakukan berbagai riset seperti pengukuran, pengambilan sampel foto morfologi bunga, perbandingan warna, melihat lereng tempat tumbuhnya rafflesia, dan lain sebagainya.

"Ada wisatawan mancanegara berkunjung ke Kemumu, hanya sekedar ingin melihat Rafflesia dari dekat mereka berasal dari USA, Jepang, Australia dan Belanda. Tetapi ada juga orang-orang kita yang melakukan penelitian, mencurigai apakah ada Rafflesia jenis baru disini selain Rafflesia gadutensis, untuk hasilnya sampai saat ini kita belum tahu," ungkap Septi, pria yang juga menjabat Ketua Karang Taruna Kemumu ini.

Sekilas seperti kabar gembira, ujar Deki, sapaan akrab peraih piagam penghargaan Pemuda Pelopor Bidang Sosial, Budaya dan Pariwisata, Bengkulu dari Kemenpora RI tahun 2017 ini, hendaknya hal tersebut menjadi lecutan bagi semua pihak untuk lebih giat mengkampanyekan perlindungan terhadap habitat dan bunga Rafflesia sp, sesuai amanah Undang-Undang nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya.

"Jika habitanya rusak maka rumah untuk Rafflesia tidak ada. Oleh karena itu mari kita bersama-sama melestarikannya dengan cara menjaga habitat Rafflesia ini," ajak Deki.[R90]