Dugaan jaringan terorisme masuk ke tubuh partai politik (parpol) ditemukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), tapi terkhusus untuk yang terkategorisasi sebagai pendatang baru.
- Mencari Ahli Waris Almarhum Dermawan Akidi Tio
- Hanura Minta Jokowi Pecat Wiranto Sebagai Menko Polhukam
- Antisipasi Masyarakat Kembali Ke Jakarta Pasca Mudik, Tes Covid-19 Dan Tempat Isolasi Disiapkan
Baca Juga
Hal itu diungkapkan Kepala BNPT, Komjen Boy Rafli Amar, dalam Dialog Kebangsaan yang digelar bersama KPU dan Bawaslu RI, di Hotel St Regis, Setia Budi, Jakarta Selatan, Senin (13/3).
“Ini adalah satu siasat jaringan-jaringan yang terafiliasi, termasuk kelompok intoleran, untuk bisa menjadi bagian dari pesta demokrasi, untuk masuk ke dalam sistem demokrasi kita,” ujar Boy.
Bahkan, mantan Kapolda Papua ini mengungkap, indikasi adanya jaringan teroris menyusup dalmparpol-parpol baru sudah diendus BNPT, yakni sejak proses verifikasi parpol calon peserta Pemilu serentak 2024 pada Agustus hingga Desember 2022 lalu.
“Makanya dalam verifikasi dan sebagainya, kami juga diminta klarifikasi dari masyarakat, ada partai-partai baru tertentu yang diindikasikan bahwa calon-calon pengurusnya ada afiliasi dengan jaringan teroris,” urainya.
Meski begitu, Boy memastikan bahwa parpol baru yang terindikasi terafiliasi dengan jaringan teroris tidak lolos verifikasi administrasi dan verifikasi faktual.
“Tidak lolos verifikasi. Karena kita sudah dapat informasi dari awal. Kami katakan, ada indikasi (terafiliasi dengan jaringan terorisme global),” pungkasnya.
- Sekjen Dan Wasekjen PSI Dilaporkan Ke Bareskrim
- Margono: Harus Betul-betul Kroscek Data Ijazah Bacaleg
- Tiga Raperda Masuk Ke DPRD, Minta Segera Dibahas Dan Disahkan