Biar Harga Tak Lesu, Petani Diajak Budidaya Tanaman Kopi Dengan Cara Stek Batang

RMOLBengkulu. Agar harga tak jatuh lesu, para petani di Kabupaten Lebong mulai diajak untuk beralih dari cara tradisional ke moderen. Misalnya seperti menerapkan budidaya tanaman kopi dengan cara stek.


RMOLBengkulu. Agar harga tak jatuh lesu, para petani di Kabupaten Lebong mulai diajak untuk beralih dari cara tradisional ke moderen. Misalnya seperti menerapkan budidaya tanaman kopi dengan cara stek.

Hal itu disampaikan Wakil Bupati (Wabup) Kabupaten Lebong, Wawan Fernandez saat menyampaikan gagasannya belum lama ini.

Bukan tanpa alasan, apabila sistem stek tidak diberlakukan maka para petani hanya menghasilkan buah dengan waktu yang cukup lama.

Sebaliknya, sistem stek memiliki kelebihan dari sisi usia tanam hingga panen. Pengembangan tanaman kopi dengan sistem stek menjadi alternatif petani untuk memperbanyak pohon serta kualitas buah.

Proses stek batang membuat tanaman kopi memiliki sifat yang sama sesuai batang induk yang dipilih, lebih cepat berbuah dan hasil biji yang dihasilkan bisa seragam.

"Selama ini kan petani menunggu sekali dalam setahun berbuah. Beda kalau menggunakan teknik stek batang kopi. Diantaranya, lebih cepat berbuah dan hasilnya akan lebih seragam dengan induk yang dipilih," ujarnya, kemarin (8/7).

Dia menuturkan, pengembangan tanaman kopi dengan cara seperti ini lebih menguntungkan secara ekonomis karena tak harus menunggu lebih lama pada usia tanaman kopi yang seharusnya.

Bahkan teknik ini, versi Wawan, sudah diterapkan petani kopi asal Desa Danau Liang Kecamatan Lebong Tengah. Ia berharap, pengelolaan kopi stek itu turut juga diikuti petani lainnya di daerah itu.

"Sudah ada petani menerapkan teknik stek batang. Harapan saya bisa diikuti oleh petani lainnya," tuturnya. [tmc]