Batu Bara dan Bahan Mentah Sawit Masih Mendominasi Ekspor Bengkulu

Dokumen Bea Cukai Bengkulu/Ist
Dokumen Bea Cukai Bengkulu/Ist

Kantor Bea Cukai Bengkulu mendorong pengusaha di daerah mengoptimalkan keberagaman ekspor komoditas hasil alam seperti sawit dan kayu serta olahan UMKM.


Perwakilan Kantor Bea Cukai Bengkulu, Fernanda mengatakan, hasil kayu dan olahan UMKM belum dimanfaatkan maksimal oleh pengusaha di daerah ini. 

"Kayanya hasil alam di Provinsi Bengkulu harus dimanfaatkan dengan mengolah sumberdaya alam yang ramah lingkungan," ujar Fernanda.

Sejauh ini, kata dia, ekspor Provinsi Bengkulu masih bergantung pada batu bara dan bahan mentah sawit.

Dalam struktur ekspor, terlihat batu bara mendominasi lebih dari 60 persen berdasarkan data BPS, disusul cangkang sawit yang saat ini baru sekedar limbah industri. 

"Tingginya ekspor sumberdaya mineral dan batu bara harus mulai dikurangi mengingat kedepan suplai sumber energi ini akan habis," tambah Fernanda. 

Selain itu, menurut dia, dua Komoditas tersebut tidak terlalu berdampak dengan ekonomi daerah. Sehingga diminta agar pengusaha dan pemerintah mulai melirik komoditas lainnya.

Keberagaman komoditas ekspor dapat dilakukan dalam upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah/sebab banyak potensi komoditas yang bisa diekspor. Seperti ekspor kayu/karet maupun lintah dan hasil ekonomi kreatif.

Selain itu Bengkulu dapat melakukan ekspor komoditas turunan kelapa sawit lainnya, seperti minyak kelapa sawit, serat kelapa sawit, dan bahan baku untuk produk turunan lainnya.

"Dengan demikian produk ekspor akan berkorelasi positif dengan tingkat pendapatan per kapita provinsi Bengkulu," demikian Fernanda.