Ancam Keselamatan Siswa, Sekolah Jangan Paksakan KBM Tatap Muka

RMOLBengkulu. Metode belajar secara online (daring) yang dilakukan sekolah-sekolah di Kota Bengkulu selama masa new normal nampaknya menimbulkan dampak yang cukup serius di kalangan para siswa. Banyaknya keluhan dari siswa maupun para orang tua, membuat pemerintah seakan dilema jika metode belajar secara online ini terus dilanjutkan.


RMOLBengkulu. Metode belajar secara online (daring) yang dilakukan sekolah-sekolah di Kota Bengkulu selama masa new normal nampaknya menimbulkan dampak yang cukup serius di kalangan para siswa. Banyaknya keluhan dari siswa maupun para orang tua, membuat pemerintah seakan dilema jika metode belajar secara online ini terus dilanjutkan.

Keluhan-keluhan orang tua terkait kurangnya fasilitas dan kondisi psikologis siswa selama mengikuti belajar online bahkan selalu menghiasi berbagai media sosial dan jagat maya.

Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah belum lama ini menyebutkan jika dalam waktu dekat pihaknya akan mengeluarkan edaran agar sekolah-sekolah segera menggelar Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara tatap muka.

Berbeda dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Bengkulu. Wawali, Dedy Wahyudi menegaskan jika pihaknya belum akan mengizinkan sekolah-sekolah di Kota Bengkulu untuk menggelar KBM secara tatap muka. Kebijakan tersebut diambil lantaran kondisi saat ini belum memungkinkan untuk siswa beraktivitas seperti biasa di sekolah.

"Kita belum mengizinkan sekolah di Kota Bengkulu belajar tatap muka. Ini demi kebaikan bersama, demi keselamatan anak-anak kita mengingat Kota Bengkulu hingga saat ini berstatus zona orange," tegasnya belum lama ini.

Lantas bagaimana jika Gubernur Bengkulu telah mengeluarkan edaran nanti. Apakah sekolah di Kota Bengkulu tetap menerapkan belajar secara online ?.

Dengan terbitnya surat tersebut, bukankah setiap pemerintah daerah harus mengikuti edaran Pemprov sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat di daerah.

Salah satu anggota legislatif Kota Bengkulu turut memberikan komentarnya terkait hal tersebut. Waka I DPRD Kota, Marliadi menyebut jika pemerintah provinsi maupun daerah harus mempunyai kajian yang matang sebelum mengambil kebijakan terkait metode belajar siswa ini.

Menurutnya pemerintah tidak bisa main-main dalam menentukan kebijakan, apalagi menyangkut keselamatan para siswa.

"Pemerintah sebelum mengeluarkan keputusan harus ada kajian-kajian yang matang. Tetapi perlu jadi perhatian kita bersama, khususnya di kota Bengkulu kasus positif Covid 19 inikan masih tinggi, maka kita minta dengan tegas kalau memang mau di selenggarakan belajar tatap muka maka pihak sekolah harus betul-betul siap dengan segala kemungkinan," tegasnya.

Kendati demikian, dirinya yakin jika Pemkot Bengkulu dalam hal ini Dinas Pendidikan telah mempunyai kajian khusus sebelum memutuskan untuk tetap memberlakukan belajar online.

"Pihak diknas lebih paham mengenai itu dan mungkin mereka juga ada kajian-kajian atau alasan tersendiri. Pada prinsipnya kita ingin yang terbaik buat anak-anak kita. Kalau memang Diknas Kota belum siap dengan kondisi seperti sekarang untuk KBM secara normal, jangan pula dipaksakan," tutupnya. [ogi]