Air Tak Mengalir, Puluhan Warga Di Dua Kecamatan Protes Ke PDAM

RMOLBengkulu. Puluhan warga di Kelurahan Amen dan Desa Suka Marga, Kecamatan Amen, serta warga Kelurahan Pasar Muara Aman, Kecamatan Lebong Utara, Kabupaten Lebong, memprotes air PDAM tidak mengalir di daerahnya selama dua tahun belakangan ini. Protes disampaikan secara langsung ke kantor Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Tebo Emas (TTE) Lebong, Senin (25/6) pagi, sekitar pukul 09.35 WIB.


RMOLBengkulu. Puluhan warga di Kelurahan Amen dan Desa Suka Marga, Kecamatan Amen, serta warga  Kelurahan Pasar Muara Aman, Kecamatan Lebong Utara, Kabupaten Lebong, memprotes air PDAM tidak mengalir di daerahnya selama dua tahun belakangan ini. Protes disampaikan secara langsung ke kantor Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Tebo Emas (TTE) Lebong, Senin (25/6) pagi, sekitar pukul 09.35 WIB.

Salah salah seorang warga Kelurahan Pasar Muara Aman, Arizen Antohar, mengatakan, dampak dari macetnya air PDAM tersebut, sekitar ribuan warga Pasar Muara Aman kesulitan mendapatkan air bersih. Padahal, wilayahnya itu objek vital pusat keramaian Lebong.

"Kami mendesak Dirut (PDAM, red)  tolong untuk segera koneksikan pipa baru ke pipa lama didaerah kami. Terlepas apapun yang sedang terjadi di internal PDAM. Kami hanya meminta air kami ngalir itu saja," ujarnya, dalam ruang Dirut PDAM TTE Lebong, Senin (25/6).

Selain itu, ia membandingkan salah satu pemenuhan air bersih yang berhasil dikelola oleh pemerintah desa (pemdes) di wilayah Lebong, meski harus iuaran tiap bulan. Menurutnya, perusahaan sekelas BUMD Lebong itu seharusnya dapat menjadikan contoh dalam pemenuhan air bersih. 

"Masa BUMD kalah dengan desa. Pasalnya, desa - desa yang mengelola  BUMDES airnya lancar saja. Malah, sekelas perusahaan PDAM justru airnya  tidak mengalir. Makanya kita datang kesini mendesak PDAM segera cari solusi," kesal Rizen.

Senada juga disampaikan, Rovi Andryansyah, yang tak lain tinggal bersebelahan dengan kantor PDAM TTE Lebong. Akibat karena sering mengambil air ke desa tetangga menggunakan kendaraan, pengeluaran untuk pemenuhan air bersih tiap bulan menjadi membengkak.

"Yang kami minta bagaimana caranya air kami bisa ngalir. Sebelum Dirut disini air normal saja dan tidak ada masalah. Namun, kenapa beberapa tahun ini malah airnya mati," tegasnya.

Sementara itu, Dirut PDAM TTE Lebong, Sopian Razik, menjelaskan, untuk mengairi pasokan air bersih di dua Kecamatan itu. Sebelumnya sudah dibangun oleh kementerian PUPRP intake air dan pipa transmisi senilai Rp 16 miliar yang bersumber dari APBN tahun anggaran 2017.

Termasuk dukungan dari APBD Lebong melalui Dana Alokasi Khusus (DAU) TA 2017 dengan  mengembangkan sistem  penyediaan Air Minum (SPAM) senilai Rp 9,9 miliar dari Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Perbubungan (PUPRP) Lebong.

"Sebenarnya sudah ada sumber mata Air Udik yang diambil dari Desa Ladang Palembang, Kecamatan Lebong Utara. Hanya saja, kita masih tunggu serah terima secara resmi dari Dinas PUPRP," terang Sopian dihadapan seluruh warga.

Sopian menambahkan, untuk memperbaiki pelayanan PDAM memerlukan waktu yang tidak sedikit. Karena, pada internal PDAM sendiri masih perlu dilakukan pembenahan. "Mungkin nanti kita usul dibebastugaskan saja bagi pegawai PDAM yang malas," demikian Sopian.

Pantauan RMOL Bengkulu, diakhir penghujung pertemuan tersebut. Perwakilan warga mengencam, apabila dalam waktu dekat warga masih kesulitan terima pasoka  air bersih. Maka mereka akan melakukan aksi massa yang lebih banyak lagi. [ogi]