Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkap bahwa hasil tangkapannya terhadap pelaku korupsi didominasi oleh orang-orang yang berpendidikan tinggi.
- Dugaan Penipuan Tes Bintara Di Polda Bengkulu, Warga Kerkap Alami Kerugian Hingga Rp 750 Juta
- Lapas Kedungpane Ajukan 472 Remisi, Satu Diantaranya Napiter
- Diduga Gara-gara Tolak Beri Rokok Dan Uang Alasan Bocah SMP Dianiaya
Baca Juga
Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nurul Ghufron menyebutkan sebanyak 86 persen koruptor yang ditangkap lembaga antirasuah itu berasal dari alumni perguruan tinggi, bahkan di atas S-1.
"Ada data yang menunjukkan 86 persen koruptor yang ditangkap KPK adalah lulusan perguruan tinggi, tentu itu ironis," kata Nurul Ghufron dalam kuliah umum yang digelar luring terbatas dan berani di Universitas Jember, Jawa Timur, belum lama ini.
Oleh karena itu, Nurul menegaskan kembali pentingnya menjaga integritas dan muruah dunia pendidikan, termasuk kampus sebagai lembaga yang mencetak intelektual. Ia mengatakan jika dunia pendidikan gagal mencetak lulusan yang berintegritas, potensi tindak korupsi akan terus muncul.
Untuk membentuk jiwa integritas tersebut, dapat dicapai dengan tiga langkah, yakni memperbaiki tata nilai, tata kelola, dan tata kesejahteraan.
"Pada sisi tata nilai, dunia berperan. Nilai-nilai pendidikan harus diajarkan sejak dini kepada anak didik," ucap Nurul.
Selain itu, terang Nurul, tindak pidana korupsi sudah menyebar hampir di seluruh kabupaten/kota di Indonesia, di mana hingga Juni 2021 tercatat sebanyak 155 kepala daerah yang terjerat korupsi. sambungnya, 22 gubernur dan 135 bupati/wali kota dan wakilnya.
"Hampir tidak tersisa daerah yang bebas korupsi, hampir tidak ada parpol yang bebas korupsi, dan hampir terjadi di semua lini publik," pungkasnya. dilansir RMOL.ID. [ogi]
- OTT KPK, Bupati BS: Tanya Dengan Yang Memberi Dan Menerima
- KPK OTT Bupati Purbalingga
- Korban Penipuan Tes Polisi Di Polda Bengkulu Surati Kapolri